Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buku. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 Oktober 2014

Dalam buku kitab cinta dan patah hati karya Sinta Yudisia terbitan indivia, beliau menjelaskan bawa cinta adalah salah satu kategori ketertarikan pribadi yang diartikan sebagai perasaan positif yang muncul terhadap orang lain, baik sejenis atau lawan jenis, lebih tua atau lebih muda. Ada beberapa faktor kunci yang memegang peranan penting dalam hubungan inerpersonal yang akan menembuhkan kertarikan ii, yaitu daya tarik fisik, kesamaan, efek timbal balik, dan harapan romantis.

1. Daya tarik fisik
Faktor awal penyebab seseorang menyukai pihak lain sebelum lambat laun berkembang menjadi hubungan persahabatan yang lebih akrab seperti pertemanan atau persahabatan, percintaan biasanya dipengaruhi oleh fisik. Namun, kriteria fisik antara satu orang dengan orang lain berbeda-beda. Daya tarik fisik merupakan salah satu faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Jangan mengabaikan daya tarik fisik ini meski hal ini memang harus dimaknai lebih mendalam, terutama bagi mereka yang sudah menikah.

2. Kesamaan
Kesamaan dapat memunculkan rasa seia-sekata yang kemudian menumbuhkan ketertarikan. Perbedaan antara dua individu jelas-jelas tidak bisa ditolak dan pasti ada. Namun, ada upaya yang menumbuhkan kesamaan bagi pasangan yang saling mencintai.

3. Efek timbal balik
Dalam hubungan antar dua individu berbeda jenis kelamin, tentunya rayuan sudah tidak asing lagi. Kata-kata manis yang dilontarkan pada individu lain bisa meluluhkan-hati bahkan membuat orang yang keras sekalipun berubah melunak dan akhirnya balas mencintai orang yang mencintainya. Perlu diwaspadai bagi mereka yang belum menikah untuk tidak terjebak dalam rayuan-rayuan yang mengakibatkan sexual intercourse.

4. Harapan-harapan romantis
Setiap manusia tentu memiliki idaman, harapan akan sosok pasangan yang ideal menurut dirinya. Namun, seiring dengan matangnya usia, biasanya harapan romantis ini akan bergeser dari hal imajinatif kepada yang lebih realistis.

Senin, 06 Oktober 2014





Dalam dunia perbukuan ada istilah fiksi dan non fiksi. Keduanya adalah kategori bagi buku-buku tersebut, yang mana fiksi merupakan sebuah buku yang didasarkan pada proses imajinasi dan bisa dikatakan buah khayalan dari si pengarang, sedangkan non fiksi merupakan tulisan yang ditulis dan dibuat berdasarkan fakta maupun riset.

Buku-buku fiksi sendiri nantinya terbagi-bagi dalam berbagai macam genre atau yang kita kenal sebagai kriteria dari buku tersebut. Dalam buku fiksi, pembagian genre ini sangat beragam dan banyak. Tak melulu hanya seputar romansa, ada pula fantasi, thriller, misteri, scienc fiction, distopia, utopia, dan lain sebagainya. Bahkan, dalam satu genre sendiri terbagi lagi menjadi beberapa bagian seperti fantasi misalnya, yang bisa terbagi menjadi dark fantasi, high fantasy, maupun low fantasy. Ada juga romansa yang terpecah lagi menjadi pararom. Untuk buku-buku non fiksi sendiri, ada beragam tema yang bisa kita pilih seperti politik, ekonomi, fotografi, komputer, sejarah, dan masih banyak lagi.

Untuk mulai membaca, tidak masalah untuk mengawali dengan genre atau buku yang kita sukai. Semisal, kita suka dengan buku-buku romansa, maka beli atau pinjam banyak-banyak buku romansa. Nah, semakin banyak buku yang kita baca, maka kita akan semakin memahami dan bisa mengerti seperti apa jalan cerita, pemikiran, maupun apa yang ingin disampaikan pengarang dalam ceritanya.

Masing-masing cerita pun berbeda. Ada yang simple, ada juga yang ceritanya kompleks hingga membuat kita harus membacanya dengan konsentrasi tinggi. Namun, yang pasti, membaca itu menyenangkan dan memiliki tahapan-tahapan. Seandainya suka dengan buku-buku ringan, suatu saat nanti pasti akan beralih ke buku-buku berat. Dengan beragamnya bacaan yang kita baca, maka semakin luas dan terbuka pula pemikiran kita.