Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung
berbentuk kain sarung yang terbuat dari tenunan benang kapas dengan motif atau
hiasan yang disulam (dicucuk) dengan benang emas, benag sugi, atau benang perak. Pada awalnya, kain tapis dibuat
dari bahan-bahan yang digunakan adalah benang kapas. Proses selanjutnya, kain dicelupkan
dalam zat pewarna dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat disekitarnya.
Kemudian tenunan yang sederhana tadi ditambah
hiasan-hiasan yang tertera pada hasil tenunan suku Lampung. Ragam hias ini terdapat
pula pada permukaan Nekara Perunggu dengan motif spiral, meander, garis lurus,
tumpal, lingkaran dan lain-lain. Selain itu, dalam kain tapis Lampung juga kita
jumpai ragam hias yang berupa binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Namun, semakin lama, ragam hias kain tapis semakin berkembang.
Hal ini dapat dilihat dari unsur-unsur baru dalam ragam hias yang timbul pada periode
Hindu Indonesia, yaitu menggunakan unsur-unsur flora. Kemudian ada lagi pengaruh
dari Buddha dan Islam, yang menambah kekayaan ragam hias kain tapi Lampung.